Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39 menyebutkan bahwa “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Artinya
pendidik merupakan profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan penelitian.
Berkaitan dengan
hal di atas, ada beberapa kriteria seseorang disebut sebagai guru. Wiseman
(2005: 34) menyatakan:
The first requisite and the last criterion of a
teacher is to be a true follower of the great teacher, not so much in
professing as in living. It means a right
attitude toward the profession, toward each subject taught, toward the home,
the community and the child. it means to possess knowledge and ability to
interpret it to right uses so that it becomes a power for good in the life of a
child.
Pertama yang diperlukan
dan kriteria terakhir dari seorang guru adalah sebagai pengikut sejati dari guru
yang besar. Itu berarti sikap yang benar terhadap profesi, berorientasi kepada
subjek yang diajarkan yang dapat diterapkan di rumah, masyarakat dan anak.
Berarti memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menafsirkan dan menggunakan
hak sehingga menjadi kekuatan untuk
kehidupan anak yang baik. Hal ini berarti seorang guru adalah orang yang
memiliki pemahaman akan profesinya, berorientasi kepada subjek yang diajarkan
sehingga anak dapat menerapkanya dalam kehidupan di rumah maupun di masyarakat.
Guru diharapkan mampu
menjadi orang yang memberikan solusi dalam memecahkan masalah, karena saat ini guru
bukan lagi dianggap orang yang tahu semua jawaban tetapi lebih sebagai orang
yang terampil dalam memecahkan masalah. Gerberich (1949: 474) menyatakan “The
teacher is now looked upon as a guide or coach skilled in solving problems
rather than as one who already has all the answers”.
Guru sekarang
dipandang sebagai panduan atau pelatih yang terampil dalam memecahkan masalah, bukan sebagai orang
yang sudah memiliki semua jawaban.
Seorang guru dalam
menjalankan tugasnya memiliki beberapa fungsi. Billet (1963: 6) menyatakan:
Function of teacher’s is preplanning for
instruction, guiding, directing, supervising
classroom activities,classroom
management and discipline, promoting good
study and work habit, making daily
plans, and evaluating or
appraising student growth or achievement-to name a few.
Fungsi guru antara lain
merencanakan kegiatan pembelajaran, membimbing, mengarahkan, mengawasi kegiatan kelas, pengelolaan kelas dan disiplin, mempromosikan kebiasaan belajar dan bekerja yang baik, membuat rencana harian, mengevaluasi atau menilai perkembangan peserta
didik atau prestasi untuk
beberapa peserta didik.
Penjelasan
di atas menunjukkan bahwa tugas seorang guru lebih banyak berkaitan dengan
pengajaran. Berkaitan dengan mengajar, Joyce (1980: 110) menyatakan “Teaching
is the creation of environments
where students cognitif structures can emerge and change. The goal is to provide
learning experiences that give the student practice with particular operations”. Mengajar adalah penciptaan lingkungan dimana peserta
didik dapat memperlihatkan perubahan struktur kognitif. Tujuannya adalah kepada
peserta didik dengan menyediakan pengalaman belajar melalui praktik dan
operasi-operasi tertentu. Sedangkan menurut Richardson dalam Wang (2008: 133)
menyatakan “Teaching means a professional practice that involves
conceptions of knowledge, learning,
and teaching”.
Mengajar berarti praktik profesional yang melibatkan konsepsi pengetahuan,
belajar dan mengajar. Artinya bahwa dalam mengajar akan melibatkan tiga
komponen yaitu pengajar, peserta didik, dan yang diajarkan.
Guru dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pendidik dituntut
memiliki kemampuan lebih dalam menjalankan profesinya. Billet (1963: 6)
menyatakan:
Teacher must know more
than his subject. He must understand the community’s total educational program-what it is, and what it should be- how his
own courses fit into it, and how they should fit into it. He must have
defensible ideas as to what ought to be done in general education, general education core, and special education. He
must know what is being done on his own school system and in comparable school
system, to provide for general education, general education core, and
specialist education. He must know all this in addition to being a scholar, or
specialist in the field or field of his course.
Guru harus tahu lebih banyak dari
subjek. Dia harus memahami seluruh program pendidikan, untuk apa program
tersebut dan bagimana dia bisa masuk kedalamnya. Harus memiliki ide yang
dapat dipertanggungjawabkan mengenai apa yang harus dilakukan dalam pendidikan
umum, inti pendidikan umum, dan pendidikan khusus. Harus tahu apa yang
sedang dilakukan pada sistem sekolah sendiri dan dalam sistem sekolah yang
sebanding, menyediakan pendidikan umum, inti pendidikan umum, dan pendidikan
spesialis. Dia harus tahu semua ini selain menjadi seorang sarjana, atau
spesialis di bidang atau bidang studinya.
Tugas
guru sebagai pengajar sangat banyak dan bervariasi, walaupun begitu guru harus
tetap memberikan pengajaran yang terbaik bagi peserta didik sebagai wujud keprofesionalan
terhadap profesi. Davis (1981: 340) menyatakan:
The needs of the learning task are many and varied. However, an
effective instructor or teacher must analiyze the
learning need, identify learning objectives, prepare are lesson plan, organize resources and activities, motivate the trainees, evaluate the
success of instruction.
Kebutuhan
akan tugas mengajar banyak dan bervariasi, tetapi seorang instruktur atau guru
yang efektif harus melaksanakan lima hal yang tidak boleh ditingggalkan dalam
proses sebelum, saat dan sesudah pembelajaran yaitu menganalisis kebutuhan
belajar peserta didik dengan cara menekankan materi yang akan disampaikan
dengan hal yang bermanfaat bagi peserta didik, mengidentifikasi tujuan
pembelajaran yaitu apakah tujuan pembelajaran yang kita tulis sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan sudah menyesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik, menyiapkan rencana pembelajaran yaitu menyiapkan secara tertulis
pembelajaran yang akan kita laksanakan, mengatur sumber daya artinya guru harus
bisa memanfaatkan keadaan sekitar dalam upaya pelaksanaan pembelajaran yang
efektif dan efisien, memotivasi siwa artinya guru harus selalu memberikan
semangat kepada peserta didik bahwa pembelajaran yang sedang dilaksanakan akan
bermanfaat bagi peserta didik, dan yang terakhir mengevaluasi keberhasilan
pembelajaran artinya setelah pelaksanaan pembelajaran guru harus melakukan
evaluasi apakah pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah berhasil atau belum.
Pembelajaran dapat berlangsung efektif jika
dilakukan oleh guru yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Hoover (1976: 1)
menyatakan:
For effective instruction the teacher must be a
skillful predictor of events. Knowledge of students and thorough knowledge of
the subject field are necessary prerequisites to instructional exellence. The
professional competence of a teacher ultimately rest on his ability to
anticipate students needs and behaviors in advance of the actual experience,
instructional preparation then involves applied imagination in planning for the
experience.
Guru dalam mencapai pembelajaran efektif harus mampu menjadi sosok yang terampil
memprediksi peristiwa. Mengetahui keadaan peserta didik dan memiliki pengetahuan
menyeluruh tentang bidang subjek merupakan prasyarat yang diperlukan untuk pembelajaran
yang baik. Kompetensi profesional guru pada akhirnya terfokus kepada kemampuannya
dalam mengantisipasi kebutuhan peserta didik dan perilaku dari pengalaman
aktual, persiapan pembelajaran kemudian melibatkan imajinasi yang diterapkan
dalam perencanaan untuk mendapatkan pengalaman.
Fungsi guru yang belum maksimal dan efektif dalam menjalankan fungsinya
sebagai pendidik menimbulkan kritik terhadap profesi guru. Davis (1981: 249)
menyatakan:
The most
critical points for instructors and teachers to implement are:
1.
Learners must be
active rather than passive
2.
Frequency and
recency are important. The more something is done, and the more recent the
performance, the better the learning
3.
Learning is
purposeful, it is not a reflex, there is a conscious purpose, and this
motivation needs to be recognized
4.
Reinforcement
and feedback are essential. If people are not
rewarded they will not learn. If they don’t get feedback, their learning
will not improve. They will fall into bad habits.
5.
Learning should
be pleasant and enjoyable. Unpleasant situation are avoided.
Hal
penting yang harus diperhatikan oleh instruktur dan guru adalah hendaknya dapat
mengimplementasikan beberapa hal pertama peserta didik haruslah aktif dalam
pembelajaran bukan pasif. Kedua informasi yang diberikan hendaknya paling
mutakhir karena itu sangat penting,melakukan praktik, menunjukkan kinerja
paling baru dan pembelajaran yang lebih baik. Ketiga harus diakui bahwa belajar
itu memiliki tujuan bukan refleks melakukan pembelajaran, ada tujuan yang
dengan sadar ingin dicapai dan diperlukan motivasi dalam melaksanakannya.
Keempat penguatan dan umpan balik sangat penting. Jika seseorang tidak
diberikan penghargaan maka mereka tidak akan belajar. Jika mereka tidak
mendapat umpan balik maka pembelajaran tidak akan berjalan lebih baik. Bahkan
mereka akan jauh terperosok kedalam kebiasaan yang tidak baik. Kelima belajar
harus mengasyikkan dan menyenangkan, keadaan yang tidak menyenangkan harus
dihindari agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajar.
Pembelajaran yang dilaksanakan guru
tentu mengandung informasi yang disampaikan kepada peserta didik.
Berkaitan dengan dengan informasi ini Glasser (1993: 48 – 49) menyatakan bahwa:
Information will not be taught
unless it falls into one or more of the following four categories. In the order
of the their importance, these categories are the following:
1. Information directly related to a life skill
2. Information that student express a desire to learn
3. Information that the
teacher believes is especially useful
4. Information required for college
Informasi
tidak akan dapat tersampaikan kecuali informasi tersebut menyangkut empat
kategori yaitu informasi tersebut terkait langsung dengan keterampilan hidup,
informasi yang membuat peserta didik tertarik untuk belajar, informasi yang
oleh guru dipercaya akan sangat berguna bagi peserta didik dan informasi yang
diperlukan untuk tingkatan pendidikan lebih lanjut. Artinya bahwa sebuah
informasi akan diminati oleh peserta didik hanya jika informasi tersebut
berkaitan dengan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Oleh karena itu
seorang guru yang baik harus memberikan bekal ilmu yang dapat diterapkan peserta
didik pada kehidupan setelah sekolah dan atau membekali peserta didik dengan
ilmu untuk pendidikan selanjutnya.
Guru
yang telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik yaitu melaksanakan
standar kompetensi yang telah ditetapkan maka dia berhak mendapat sebutan guru
profesional. Clark (1981: 335) menyatakan:
Truly professional teachers give
a full measure of professional service. They do a fine job at the highest
possible level; they undertake all professional responsibilities willingly; and
they carry out to the best of their abilities whatever they undertake. They
expect to be paid adequately and treated respectfully. In other word, in
dealing with their colleagues and
employers, they do unto them as they would be done by.
Guru
yang benar-benar profesional memberikan ukuran dan layanan penuh secara
profesional. Mereka melakukan perkerjaan dengan baik dengan kriteria
setinggi-tingginya. Mereka melakukan semua tanggungjawab profesional dengan
rela dan mereka menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam melaksanakan tugas itu.
Mereka mengharap gaji yang memadai dan diperlakukan dengan hormat. Dengan kata
lain apa yang mereka lakukan pada orang lain sama seperti saat mereka melakukan
untuk dirinya sendiri.
Penjelasan
di atas menunjukkan bahwa guru profesional harus melaksanakan tugasnya sebagai
guru sesuai dengan standar keprofesionalan yang telah ditetapkan dalam hal ini
adalah standar kompetensi guru. Guru profesional harus melakukan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya, dan dalam melaksanakan tanggung
jawab tersebut guru harus rela karena mereka digaji
dengan layak dan juga diperlakukan dengan hormat. Guru profesional juga harus
memperlakukan orang lain dalam hal ini peserta didik seperti dia memperlakukan
dirinya sendiri.
Muhammad Syamsuri, M.Pd
Guru SMPN 4 Kintap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar