Senin, 03 September 2012

Latar Belakang Pendidikan Guru Sains



       Guru profesional dipersiapkan sejak menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sadker (2009: 19) menyatakan “Education professors want to prepare: teachers who are deeply knowledgeable about the content of the specific subjects they will be teaching. Pendidikan profesi mempersiapkan  guru yang berpengetahuan luas tentang isi mata pelajaran tertentu dimana mereka akan mengajar nantinya. Artinya, seorang guru dipersiapkan dengan seksama agar menguasai pengetahuan khusus dalam suatu bidang sehingga benar-benar ahli dalam bidang tersebut. Lebih lanjut Trowbridge (1990: 2) menyatakan Science teachers should be prepared, organized and have a direction and purpose for their teaching. Guru sains harus dipersiapkan, diorganisasikan dan memiliki arah serta tujuan untuk pengajaran mereka. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa guru sains dipersiapkan secara khusus untuk mengajar sains, sehingga jika ada guru berijazah sarjana bukan sains tetapi mengajar sains, layak diduga pengajaran yang yang disampaikannya dilakukan dengan tidak baik dan tentu berimbas pada keprofesionalan sebagai guru.
Berkaitan dengan keprofesionalan, guru profesional dipersiapkan melalui dua tahap. Pertama berkaitan dengan pemilihan dan persiapan calon guru. Kedua berkaitan dengan peningkatan kualitas guru dalam pekerjaan.   Pertama berkenaan dengan pemilihan dan persiapan calon guru. Fase ini umumnya dikenal dengan pra-layanan pendidikan. kedua adalah yang berkenaan dengan peningkatan guru dalam pekerjaan dikenal dengan dalam layanan pendidikan. Artinya, guru profesional dipersiapkan jauh sebelum dia mengajar di sekolah yaitu saat akan masuk perguruan tinggi dengan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru pada program studi yang dipilih, berstatus sebagai mahasiswa dengan diberikan bekal ilmu yang sesuai dengan program studi yang dipilih, dan praktik pengalaman lapangan (PPL) sesuai dengan jurusan program studinya. Gerberich (1949: 463-464) menyatakan The profession must provide suitable pre-service education...the teaching profession knows much more than ever before in its long history about the nature and needs of the learner and the learning process. Pendidikan profesi harus menyediakan pralayanan pendidikan yang sesuai, profesi guru diharapkan memiliki pengetahuan lebih banyak tentang sejarah panjang sifat dan kebutuhan peserta didik. Maksudnya, seorang guru diharapkan memiliki dasar psikologis tentang karakteristik peserta didik secara umum. Hal ini diperoleh saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Setelah pralayanan pendidikan kemudian masuk ke tahapan kedua yaitu saat menjadi guru di sekolah.
Guru bidang studi merupakan orang yang ahli dalam bidangnya, keahlian tersebut diperoleh saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Trowbridge (1990: 1) menyatakan The science teacher should have a good background in science, including a broad general knowledge in the areas of her major. Guru sains harus memiliki latar belakang pengetahuan sains yang baik, termasuk pengetahuan umum yang luas dibidangnya. Artinya guru sains merupakan orang yang harus memiliki kemampuan khusus dibidang sains serta ilmu penunjang dalam sains sehingga dapat mengajarkan sains dengan baik dan benar berdasarkan proses dan produk sains.
Profesi guru merupakan profesi yang kompleks dan menantang sehingga memerlukan orang yang berkompeten dalam menjabatnya. Wiseman (2005: 2) menyatakan:
The teaching profession is complex and chalenging. To meet these chalenges, future teacher need experiences that will help them acquire and later refine their skills and abilities. Your formal preparation will provide you opportunities to gain skills and abilities related to good teaching and help you grow through reflective analysis of what you read, learn, and experience. The reflection encouraged in your formal teacher preparation will serve as a model for learning throughout your teaching career.

Profesi mengajar adalah profesi yang kompleks dan menantang. Untuk memenuhi tantangan tersebut guru masa depan memerlukan pengalaman yang akan membantu guru dalam memperoleh, memperbaiki keterampilan dan kemampuan mereka. Pendidikan formal akan membantu dalam memperoleh  keterampilan dan kemampuan dalam pengajaran yang baik melalui analisis reflektif yang didapat dengan membaca, belajar dan dari pengalaman. Refleksi akan mendukung dalam persiapan pendidikan formal guru yang berfungsi sebagai model pembelajaran sepanjang karir mengajar.
Latar belakang pendidikan diharapkan berperan dalam mengatasi masalah pendidikan. Wiseman (2005: 35) menyatakan An understanding of the history of education and how it connects with the present can helps us interpret the present and perhaps helps us avoid repetition of past mistakes”. Pemahaman tentang sejarah pendidikan  dan bagaimana menghubungkannya dengan keadaan sekarang dapat membantu dalam menafsirkan masalah pendidikan yang akan datang dan membantu mengatasi pengulangan kesalahan masa lalu.
Guru dianggap layak menjadi seorang guru ketika mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengajar, Gerberich (1949: 463) menyatakan Teacher was generally considered to be well prepared for his job when he could submit evidence of having mastered the required subject matter himself. Guru secara umum dianggap siap untuk melaksanakan pekerjaan ketika mampu membuktikan keahlian yang diperlukan dalam pekerjaannya sebagai seorang guru. Artinya, guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, sehingga pekerjaan ini diakui saat dianggap telah memenuhi kualifikasi yang distandarkan. Hal ini juga bermakna bahwa guru bidang studi adalah orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga tidak dibenarkan jika mengajar lintas bidang studi.
Latarbelakang pendidikan sangat berpengaruh dalam kemampuan mengajar guru, Wiseman (2005: 1) menyatakan What i value and believe arises from my personal background and experiences...my background helps explain my teaching. Apa yang saya nilai dan percaya muncul dari latar belakang pribadi dan pengalaman...latar belakang saya membantu menjelaskan bagaimana cara saya mengajar. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa latar belakang pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi cara mengajar guru. Pada dasarnya guru di didik untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, sehingga apabila guru mengajar bidang yang bukan keahliannya maka sangat dimungkinkan tidak mengajar dengan benar.
Wiseman (2005: 2) lebih lanjut menyatakan Personal and professional biography becomes a rich source of information  that helps clarify teacher’s disposition and behaviors and accounts for some of their ability to be socialized into the world of teaching. Biografi pribadi dan profesional menjadi sumber informasi yang kaya dalam membantu menjelaskan disposisi, perilaku dan perhitungan dari kemampuan guru untuk disosialisasikan dalam dunia pengajaran. Artinya bahwa latar belakang pribadi dan profesional yang dimiliki guru dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga untuk kesuksesan dalam dunia pengajaran. Guru dengan ijazah kesarjanaan yang sesuai dengan bidang yang diajar akan lebih mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dibandingkan dengan guru yang ijazah kesarjanaannya berbeda dengan bidang yang diajar.
Syarat utama seseorang dalam mengajar adalah memiliki keahlian khusus dalam hal yang diajar. National Board for Professional Teaching Standards dalam Wiseman (2005: 10-11) menyatakan:
The document that sets forth the national standard for teaching lists the fundamental requirements for proficient teaching as a broad grounding in the liberal arts and science; knowledge of the subjects to be taught, of the skills to be developed, and of curriculum and materials; knowledge of methods for teaching and of for learner development; skills in understanding the diverse needs of students’ and ability to employ such knowledge in the interest of students.

Dokumen yang menetapkan standar nasional untuk mengajar mencantumkan persyaratan mendasar agar ahli dalam mengajar sebagai landasan yang luas dalam seni liberal dan ilmu pengetahuan,  pengetahuan tentang mata pelajaran yang akan diajarkan, keterampilan untuk dikembangkan, kurikulum dan bahan, pengetahuan tentang metode mengajar untuk pengembangan peserta didik, keterampilan dalam memahami berbagai kebutuhan peserta didik dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk kepentingan peserta didik. Artinya seorang guru harus memiliki keahlian yang mendalam dalam bidang yang diajarnya meliputi pengetahuan tentang mata pelajaran yang akan diajar, kurikulum, keterampilan memahami peserta didik, kebutuhan peserta didik, dan menggunakan semua keahlian tersebut untuk kepentingan peserta didik.          
Sekolah pada dasarnya merupakan tempat orang tua menitipkan anaknya untuk mencari ilmu dengan asumsi bahwa guru yang mengajar di sekolah tersebut merupakan guru yang berkompeten. Berkaitan dengan hal tersebut Wiseman (2005: 10) menyatakan Schools are mandated to assure parents that students are taught by teachers who are highly qualified and are knowledgeable in the subject area they teach.  Sekolah diberi mandat untuk meyakinkan orang tua bahwa peserta didik diajar oleh guru yang berkualitas dan  memiliki pengetahuan di area subyek yang mereka ajarkan. Hal ini berarti bahwa sekolah harus membuktikan bahwa guru pengajar yang mereka miliki memang ahli dalam bidang yang diajarnya sehingga orang tua dapat mempercayakan anaknya untuk belajar di sekolahnya. Untuk membuktikan hal tersebut, tentunya diperlukan guru yang memiliki ijazah sarjana yang sesuai dengan bidang yang diajarnya, bukan guru yang mengajar lintas disiplin ilmu.
Guru sains merupakan guru yang memiliki kemampuan yang luas dan mendalam dalam bidang sains sehingga harus memiliki latar belakang pendidikan sains yang baik. Trowbridge (1990: 15) menyatakan:
Science teacher have some of the attributes essential for science teaching: understanding science, understanding students, organizing materials for science instruction, personalizing your interaction with students, recognizing personal meaning as a part of learning, and very importantly realizing your own role as decision maker in the science classroom.

Guru sains memiliki beberapa atribut yang penting dalam pengajaran sains yaitu pemahaman mengenai sains, pemahaman terhadap peserta didik, pengorganisasian materi untuk pengajaran sains, interaksi personalisasi dengan peserta didik, mengenali makna pribadi sebagai bagian pembelajaran, dan menyadari peran pentingnya sebagai pengajar di kelas sains. Artinya guru sains haruslah orang yang memiliki pengetahuan mendalam terhadap materi sains dan dapat mengajarkan sains kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Untuk dapat melaksanakannya tentu diperlukan keahlian yang khusus yang diperoleh dari pendidikan bidang sains sehingga sangat wajar jika guru yang mengajar sains bukan berijazah sarjana sains diragukan kemampuan mengajar sainsnya.
Berkaitan dengan perilaku mengajar guru yang baik, National Board for Professional Teaching Standards dalam Sadker (2009: 15) menyatakan “Determining what skills and behaviors identify truly excellent teachers in five criteria: mastery of subject area, commitment to students, ability to effectively manage a classroom, continous analysis of teaching performance, and commitment to learning and self improvement”. Lima kriteria yang dapat diidentifikasi dari keterampilan dan perilaku guru yang sangat baik yaitu penguasaan terhadap mata pelajaran yang diajar, komitmen terhadap peserta didik, kemampuan mengelola kelas, analisis secara berkelanjutan terhadap kinerja mengajar, dan komitmen untuk terus belajar dan memperbaiki diri dari kekurangan dalam mengajar. Dari kelima kriteria tersebut jelas sekali bahwa kemampuan dalam penguasaan terhadap materi terdapat pada nomor pertama, hal ini mengindikasikan bahwa syarat utama guru dalam mengajar adalah memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan materi, hal ini hanya dapat terpenuhi  dengan syarat guru harus memiliki ijazah sarjana yang sesuai dengan bidang yang yang diajarnya. 
Muhammad Syamsuri M.Pd
Guru SMPN 4 Kintap

Tidak ada komentar: