Carin (1989: 4) menyatakan “Science is the system of knowing
about the universe through data collected by observation and controlled
experimentation”. Sains
adalah sistem pengetahuan mengenai alam semesta melalui data yang dikumpulkan
dari observasi dan eksperimen. Menurut Lawson (1995: 28) “Science is a process of the discovery of the nature of things via observation”.
Sains adalah proses penemuan sesuatu
dari alam melalui kegiatan observasi. Sedangkan Chiappetta (2010: 102)
menyatakan “Science is the study of
nature an attempt to understand it and to form an organized body of knowledge
that has predictive power and application in society”. Sains adalah pelajaran
mengenai alam yang berupaya untuk memahami alam tersebut dan untuk membentuk
kesatuan pengetahuan yang mampu memprediksi dan diaplikasikan dalam masyarakat.
Pendapat lain mengatakan:
Science is
rooted in obervation. Science is search for knowledge through experimentation,
a search for knowing and understanding, a questioning of all aspects of the environment and the collection,
analysis and interpretation of data and their significance. Science has a
respect for logic and leads to progressive confidence in one’s ability to draw
conclusions basen on one’s own authority” (1976: 5).
Sains berakar pada
observasi. Sains adalah mencari
pengetahuan melalui eksperimen, pencarian untuk mengetahui dan memahami, sebuah
pertanyaan dari semua aspek lingkungan dan kumpulannya, analisis dan
interpretasi data dan kesignifikansiannya. Sains memiliki rasa hormat terhadap
logika dan mengarah ke keyakinan progresif dalam hal kemampuan seseorang
menarik kesimpulan berdasarkan otoritas sendiri. Sedangkan menurut Martin
(2006: 43) menyatakan bahwa “Science as a process by which
knowledge is produced”. Artinya
sains sebagai suatu proses dimana yang dihasilkannya adalah pengetahuan. Dari kelima
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sains merupakan ilmu yang berdasar
pada hasil observasi dan eksperimen yang bertujuan untuk menghasilkan
pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Penjelasan di atas
mengindikasikan bahwa sains secara umum memiliki dimensi proses dan produk. Barba
(1998: 228-262) menyatakan bahwa:
Science
processes divided into two types:
1.
Basic processes
Viewed as empirical and/or analytic used as part of
every students daily life. Science processes are thinking processes that foster
lifelong learning. Basic science processes include: observing, classifyng, measuring, communicating, inferring, predicting, using space/time relationship, using numbers, and identifyng
variables.
2. Integrated processes
Thought
of as complex or multifaceted. They each combine two or more basic science
processes. Integrated scientific thinking processes include: formulathing
hypotheses, controlling
variables, investigating, definiting operationally,
and experimenting.
Proses sains dibagi
menjadi dua yaitu dasar sains yang dipandang dari segi empiris dan/atau
analitik yang digunakan sebagai bagian dari kehidupan peserta didik
sehari-hari. Proses sains adalah
berpikir proses yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat. Proses
dasar sains meliputi mengamati, mengklasifikasikan, mengukur, berkomunikasi,
menyimpulkan, memprediksi, menggunakan hubungan ruang/waktu, menggunakan angka,
dan mengidentifikasi variabel. Kedua adalah proses terpadu dianggap sebagai sesuatu yang
kompleks atau beragam. Masing-masing menggabungkan dua atau lebih dari proses dasar sains. Proses berpikir ilmiah
terpadu meliputi membuat hipotesis, mengontrol variabel, investigasi,
operasional konkrit, dan bereksperimen.
Martin (2006: 43)
menyatakan “The product of science include the
applications, facts, concepts, theories, laws, and attitudes that occur as a
result of doing science-that is scientific content”. Produk sains mencakup aplikasi, fakta,
konsep, teori, hukum, dan sikap yang merupakan akibat dari melaksanakan isi
sains. Dengan kata lain, sains merupakan ilmu yang diperoleh melalui proses
pencarian (proses sains) dan menghasilkan sesuatu dari proses sains tersebut
(produk sains).
Berkaitan dengan bagian
yang terdapat dalam sains, Carin (1989: 5) menyatakan:
Three major
elements from science:
1. Processes or methode - certain ways of investigating
problems, observing- for example, making hypotheses, designing and carrying out
experiments, evaluating data, measuring and so on.
2. Products, -fact, principles, laws, theories.
3. Human attitudes, - certain beliefs, values,
opinions.
Sains terdiri dari
tiga bagian utama, pertama proses dan metode yaitu cara tertentu dalam
menyelidiki suatu masalah atau observasi. Meliputi membuat hipotesis, merancang
dan melaksanakan eksperimen, mengevaluasi data, mengukur, dan sebagainya. Kedua
produk yaitu berupa fakta, prinsip, hukum dan teori. Ketiga sikap sebagai
manusia berupa keyakinan, nilai dan pendapat.
Pendidikan sains
merupakan pendidikan yang memiliki standar dan panduan sehingga dengan standar
tersebut diharapkan pendidikan sains dapat dilaksanakan secara terarah dan
sistematis. Martin (2006: 58) menyatakan:
The Science
education standard are guided by four principles:
1.
Science is for
all students
2.
Learning science
is an active process
3. School science reflects the intellectual and
cultural traditions that characterize the practice of contemporary science
4. Improving science is a part of systemic education
reform
Standar pendidikan
sains dipandu oleh empat prinsip yaitu sains untuk semua peserta didik, belajar
sains adalah proses aktif, sekolah sains mencerminkan tradisi intelektual dan
budaya yang menjadi ciri praktik ilmu pengetahuan kontemporer, dan meningkatkan
ilmu pengetahuan merupakan bagian dari reformasi pendidikan sistemik. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa sains merupakan ilmu untuk semua peserta didik
yang didalam pembelajarannya bukanlah memberikan ilmu tapi lebih menekankan
partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajarannya, sekolah sains
mencerminkan tradisi intelektual dan budaya yang artinya dengan sains maka peserta
didik diajarkan untuk dapat membudayakan berpikir secara ilmiah, selain itu
meningkatkan ilmu sains merupakan cara sistemik dalam mereformasi pendidikan. Sedangkan
menurut Olson (2000: xii-xiii) menyatakan bahwa:
The national
science education standards provide valuable insights into the ways that
teachers might sustain the curiosity of students and help them develop the sets
of abilities associated with scientific inquiry. the standards emphasize that
science education needs to give students three kinds of scientific skills and
understandings. students need to learn the principles and concepts of science,
acquire the reasoning and procedural skills of scientists, and understand the
nature of science as a particular form of human endeavor.
Standar sains nasional
memberikan wawasan berharga kepada guru mengenai cara-cara mempertahankan keingintahuan
peserta didik dan membantu mengembangkan kemampuan peserta didik yang terkait
dengan penyelididkan ilmiah. Standar menekankan bahwa sains harus memberikan peserta
didik tiga jenis keterampilan dan pemahaman ilmiah. Peserta didik perlu belajar
prinsip dan konsep sains, memperoleh penalaran dan keterampilan prosedur
ilmiah, dan memahami sifat ilmu pengetahuan sebagai bentuk khusus dari usaha
manusia. Artinya dengan adanya standar maka guru akan lebih mudah dan jelas
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Setiap disiplin
ilmu pasti memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan disiplin ilmu
lain. Barba (1998: 6-7) menyatakan:
Six
characteristics of scientific knowledge:
1. Amoral: scientific knowledge itself cannot be judged
as morally good or bad
2. Creative: scientific knowledge is the product of
human creativity
3. Developmental: scientific knowledge is tentative,
the best possible explanation of phenomena, based on what is currently known.
4. Parsimonious: scientist explain phenomena in term of
simplicity rather than complexity.
5. Testable: scientific knowledge is capable of being
tested
6. Unified: scientific laws, theories, and concepts are
interrelated.
Karakeristik
pertama dari sains yaitu amoral maksudnya bahwa sains tidak dapat dinilai
secara moral baik atau buruk karena pada hakikatnya sains adalah pengetahuan
dari hasil pengamatan dan uji coba, untuk dampak apakah akan berakibat baik
atau buruk tergantung kembali kepada yang menggunakan yang dalam hal ini adalah
manusia, kedua kreatif artinya bahwa sains merupakan produk dari kreativitas
manusia, ketiga perkembangan sains adalah tentatif artinya merupakan sebuah
penjelasan terbaik dari suatu fenomena yang didasarkan pada apa yang diketahui
saat ini, keempat pelit diartikan bahwa ilmuwan menjelaskan fenomena dengan
sederhana bukan kompleksitas, kelima diuji artinya ilmu pengetahuan tersebut
dapat diuji kebenarannya bukan hanya sekedar sebagai teori, dan yang terakhir
terpadu maksudnya bahwa ada keterkaitan antara hukum, konsep, dan teori.
Muhammad Syamsuri, M.Pd
Guru SMPN 4 Kintap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar